Jumat, 08 Januari 2010

sejarah manajemen

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

1. Pendahuluan

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu

manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata

cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang

berkaitan dengan manajer.

Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teorii

manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran

pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap

ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.

Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu

manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran

sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan

manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen

yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.

Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi

sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber

daya manusia yang berada dalam organisasi.

Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan

tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori

manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat

menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.

Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun

kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

II. Perkembangan Ilmu Manajemen

Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,

yaitu :

1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat

hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat

yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu

eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.

2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam

hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik,

psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.

3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,

misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.

IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886

Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan

teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.

Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management

(1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.

Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.

2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.

3. Adanya kegiatan Iproses/usaha

4. Adanya tujuan

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang

mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.

Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa

perubahan terhadap organisasi.

Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu

organisasi, yaitu :

1. Tekanan pemilik perusahaan

2. Kemajuan teknologi

3. Saingan baru

4. Tuntutan masyarakat

5. Kebijaksanaan pemerintah

6. Pengaruh dunia Internasional

Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi

manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan

manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi

ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui

pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.

Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian

lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan

secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan

suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber

daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan”.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan

“seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu

adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara

sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses

karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan

khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam

pencapaian tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen

merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan

dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan

pengawasan (controlling).

Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua

situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.

Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.

Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :

a. Aliran klasik

b. Aliran hubungan manusiawi

c. Aliran manajemen modem

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga

golongan yang berbeda :

1. Manajer lini pertama

Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan menagwasi

tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.

2. Manajer menengah

Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi.

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para

manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.

3. Manajer puncak

Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak

bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

III. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada

abad 18.

Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen

yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para

pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor

dan lainnya.

1. Robert Owen (1771 -1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan

anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh

dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya

perbaikan temadap kondisi kerja ini.

Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap

instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di

pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja

karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko

untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan

berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan

membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan

pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal

Manajemen Modem”. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja,

karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya

manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat

prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja

dan bersaing juga secara terbuka.

2. Charles Babbage (1792 -1871)

Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada

usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan

prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan

biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan

spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga

pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat

kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822,

yang disebut “rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”, Prinsip

prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad

kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical

Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer

modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer”.

Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the Economy Of

Machinery and Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi

dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk

menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga

kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage

sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada

semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik,

sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka

ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para

pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan

mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap

saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.

3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)

Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya

meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan

efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya

manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang

menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu,

pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor

memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :

1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.

2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang

cocok untuk satu pekerjaan.

3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.

4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya

revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar

menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :

1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.

2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.

3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.

4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.

5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,

untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan

perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management

(1930)”, Principles Of Scientific Management (1911)”, dan “Testimory Before

Special House Comittee (1912)”. Dan pada tahun 1947, ketiga buku

tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul “Scientific

Management.

4. HenryL Gant (1861 -1919)

Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan

bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem

“Charting” yang terkenal dengan “Gant Chart”.

Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik

antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis.

Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga

menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian

tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya

penghargaan dalam segala masalah manajemen.

Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan

rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang

lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam

merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan

terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik

modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).

5. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878

-1972)

Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik

dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh

sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak

dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari

setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa

mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep “three position plan of

promotion”. Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah,

namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial

manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan

kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan

kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.

Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian

suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya

yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip

manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti

kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena

kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.

6. Henry Fayol (1841 -1925)

Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada

tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat

memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan

manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan

satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol

berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu

pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.

Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen

yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu

keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan

teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi

perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :

a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barangbarang

produksi.

b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan

mentah dan menjual hasil produksi.

c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha

mendapatkan dan menggunakan modal.

d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi

pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.

e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,

keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.

f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :

1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang

memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.

2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil

dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.

3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan

agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka

4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber

daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam

mencapai tujuannya.

5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk

membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana

mestinya.

Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :

1. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada

tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan

kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer

tingkat atas.

2. Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari,

sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam

sepertl orang belajar menyelam tanpa guru.

3. Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk

dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lainlain.

4. Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hukum

bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan

pada keadaan yang dihadapi.

5. Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :

a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia

dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban

berjalan.

b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui

perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang

formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan

orang lain.

c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan

dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan

ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi

serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.

d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya

menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya

dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan

kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.

e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan

yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang

manajer dengan satu rencana kerja.

f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan

umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu

kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai

satu keseluruhan.

g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang

adil bagi karyawan dan pengusaha.

h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak

pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan

sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.

i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang

tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada

bagan organisasi.

j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada

tempat dan waktu yang tepat.

k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer

terhadap bawahannya.

l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak

banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.

m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk

berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi

kesalahan-kesalahan.

n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat

berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi

langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.

Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori organisasi dan peranannya terhadap

prilaku manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa prinsip-prinsip manajemen

itu dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori salah satu datang dari Henry

Mintzberg yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai untuk organisasi masa

lampau yang lebih stabil dengan lingkungan yang lebih mudah diramalkan. Teori ini

juga terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan sering antara satu prinsip

tidak sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara prinsip “Division of Labor”

dengan “Unity of Command”.

Teori peralihan dari teori organisasi klasik dilanjutkan oleh periode peralihan yang

diwakili antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen yaitu :

7. Mary Parker Folett (1868-1933)

Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan

manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk

memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai

penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam

organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan

formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai

manajer.

8. Oliver Sheldon (1894 -1951)

Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923,

yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha,

sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti

melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar

kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan

adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah

dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :

a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan

kesejahteraan masyarakat.

b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi

masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap

gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.

c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika

yang umum dan konsep keadilan sosial.

9. ChesterL. Barnard (1886 -1961)

Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat,

kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi.

Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan

pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat

dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan

berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara

pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan

organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.

Bukunya yang terkenal berjudul “The Functions of the Executive” (1983). Yang

menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk

mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan

tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun

tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam

organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat

dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :

1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat

mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan

dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat

batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang

mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.

2. Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerjasama

beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (Barnard

mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang

terdiri dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia

sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan

sebagainya). Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada

efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah

tujuan itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang

seminimum mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).

3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu : “Organisasi”,

yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam

sistem itu, dan “unsur-unsur lainnya”.

4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi “formal”,

yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan

mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah organisasi “informal”, yaitu

interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan

secara sengaja.

5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang

didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau memberi sumbangan

pikiran kepada kegiatan kelompok, dan (c) memiliki kesadaran

mempunyai tujuan umum.

6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur : (a) sistem

fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi dengan

dibentuknya departementasi : (b) adanya sistem perangsang yang efektif

dan efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke

pikirannya kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan (”otoritasf’)

yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima keputusankeputusan

para eksekutif : dan (d) sistem pengambilan keputusan yang

logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.

7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga

hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi,

ditambahkan dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung jawab,

dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal” yang baik; (b)

membuat perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu

di dalam organisasi; dan (c) adanya perumusan dan penentuan tujuan

perusahaan.

8. Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif

dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan

keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang

berlawanan.

9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang

mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya

bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses

kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat

diperlukan.

IV. Aliran Hubungan Manusiawi

Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada

hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik

kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi

yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah

organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena

sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam

menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga

orang pelopor aliran perilaku yaitu :

1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri.

Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi

dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan

teori-teori manajemen lainnya. Bukunya “Psychology and Indutrial

Efficiency”, ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan

bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.

b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat

psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.

c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang

paling tepat dalam mendorong karyawan.

2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang

diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik

manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan

kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja

yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan

psikologis dalam memberi

dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil

percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak

menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam

meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki

karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan

perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal

dengan sebutan “Hawthorne effect”, Selain itu, juga ditemukan pengaruh

kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih

besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan terhadap

konsepsnya yang terkenal dengan “Social man” yaitu seharusnyalah

dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih

efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep

“socialmanl”dapat menggantikan konsep “rational man” yaitu seseorang

bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang

terkenal dengan julukan “rational economic man” yang oleh Robert Owen

diperkenalkan dengan istilah “vital machine”.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin

pentingnya “people management skillsl” daripada “engineering atau

technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek

manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan

perseorangan (individu),

Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang

dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan

bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga

oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan

kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan

hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran

lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju.

Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi

terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para

penelitinya lebih dikenal dengan sebutan “behavioral scientists” daripada

‘human relations theorists”. Di antara mereka yang terkenal adalah

Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep “self

actualizing man” daripada hanya sekedar “social man” dalam memberi

dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih

ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh

berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep “complex-man”. Karena

tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer

yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap

individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat mempengaruhi

individu tersebut.

3. William Ouchi (1981)

William Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America Business Can

Meet The Japanese Challen ge (1981)”, memperkenalkan teori Z pada

tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku

Organisasi Jepang.

Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.

Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam

perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah

perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.

Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam

peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok,

ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia.

Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan

berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih

mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan,

memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep

komunikasi.

Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu

umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan

tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan

yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam

perusahaan.

V. Aliran Manajemen Modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation

Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana

matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah

yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah

perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema” dan setelah perang

dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan “OR

Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi

aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan

masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka

dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para

manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini

membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam

hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi

pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.

Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada

hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan

pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti

motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar

dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para

manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu

manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

VI. Perkembangan Teori Manajemen

Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang

berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan

pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalahmasalah

manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah

pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi

pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.

Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan

terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini,

maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara

aliran-aliran ini.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang

dilihat dari lima sisi yaitu :

1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari

masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori

manajemen.

2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri

tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga

batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah

terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat

bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.

4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari

aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan

kontingensi.

5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan

munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada

satu permasalahan manajenlen tertentu.

Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan penciptaan

pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini

dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain

di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari

para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru,

service, system, produk.

Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual

dan interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari

pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.

Seperti yang dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating

Company (1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan

kerangka kelja teori khususnya teori manajemen adalah :

“pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi,

epistemological dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional.

Dimensi epistemological yang digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi

pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan dimensi ortologi yang

mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-individu

yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi dan

antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus”.

VII. Penutup

Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang

dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai

untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja m

enggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau

pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan

pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan

manajemen saat ini dan di masa datang.

Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu

manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:

1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.

Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita

mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.

2. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.

Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita

dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya

yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu

dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap

orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan

yang berbeda.

3. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.

Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar sehingga

dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori

merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa

fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan

terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa

rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.

4. Merupakan sumber ide baru.

Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu

kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.

Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni

Manajemen itu perpaduan antara ilmu dan seni

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajemen dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni. Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Dalam kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, diantaranya adalah sebagai berikut :

· Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika

· Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi

· Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi

· Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia

· Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum
· Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah